CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 10 Juli 2013

Pedoman Pelaksanaan Posyandu

Segala kegiatan yang dilakukan membutuhkan sebuah pedoman dalam melaksanakannya. Agar dapat terlaksana dengan baik sesuai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Begitu pula dengan pelaksanaan posyandu dibutuhkan sebuah pedoman agar dapat berjalan dengan baik. Dibawah ini terdapat panduan pedoman pelaksanaan posyandu yang dapat anda unduh dan lihat disini

Selasa, 09 Juli 2013

Pentingnya Posyandu

Pembangunan kesehatan adalah bagian integral dari program pembangunan secara keseluruhan. Jika dilihat dari kepentingan masyarakat, pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan kegiatan swadaya masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui perbaikan status kesehatan. Jika dilihat dari kepentingan pemerintah, maka pembangunan kesehatan masyarakat desa merupakan usaha memperluas jangkauan layanan kesehatan baik oleh pemerintah maupun swasta dengan peran aktif dari masyarakat sendiri. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dalam bidang kesehatan sangat tergantung pada peran aktif masyarakat yang bersangkutan.
Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan di segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Hal ini merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya oleh pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka penurunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas oleh kader posyandu. Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya pengetahuan kader tentang posyandu, pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Selain pengetahuan kader tentang posyandu, keaktifan kader juga dipengaruhi oleh motivasi baik dari dalam diri kader sendiri ataupun dari pihak luar seperti dukungan yang positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat setempat, maupun dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang memadai (mengirimkan kader kepelatihan-pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan, mengikuti seminar-seminar kesehatan), penghargaan, kepercayaan yang diterima kader dalam memberikan pelayanan kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya seorang kader posyandu. Penghargaan bagi kader dengan mengikuti seminar-seminar kesehatan dan pelatihan serta pemberian modul-modul panduan kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan kegiatan tersebut diharapkan kader mampu dalam memberikan pelayanan kesehatan dan aktif datang disetiap kegiatan posyandu.
Kader posyandu bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerjasama dari sebuah tim kesehatan.
Tugas kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah maupun jenis pelayanan. Kader posyandu seyogyanya membantu pemerintah daerah setempat dan masyarakat setempat untuk mengambil inisiatif dan harus memperlihatkan adanya kemauan untuk setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya membangun masyarakat. Seyogyanya para kader kesehatan posyandu itu selalu mempertimbangkan tentang apa yang dapat diselesaikan di wilayah tersebut dengan menggunakan sumber daya lokal milik masyarakat setempat, dan tentu saja dalam batas biaya yang masih dapat dicapai oleh masyarakat setempat pula.
Posyandu merupakan satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Posyandu yang secara khusus ditujukan bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita, serta pasangan usia subur, memiliki lima pelayanan dasar yang sangat pokok. Kesemuanya itu memiliki manfaat masing-masing yang akan membawa dampak positif bagi masyarakat.
Program posyandu (pos pelayanan terpadu) balita merupakan hal yang penting dan tidak boleh disepelekan terutama oleh Ibu-ibu untuk mengetahui dan selalu mengontrol tumbuh kembangnya anak balita. karena masa kembang balita merupakan faktor penting untuk perkembangan baik fisik, kesehatan dan kecerdasan anak.
Posyandu merupakan ujung tombak yang memantau dan mengotrol pekembangan anak, untuk mengetahui kesehatan anak, jika anak yang sehat semakin bertambah umurnya maka berat badannya pun akan terus mengalami kenaikan. Jika berat badan anak tidak terjadi perkembangan maka terjadi sesuatu yang harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada balita.
Disinilah salah satu peran posyandu yaitu akan selalu mengontrol perkembangan balita baik dari gizinya sehingga untuk mengurangi kasus gizi buruk yang ada di Indonesia. Adanya pemberikan imunisasi untuk mencegah dan memperkuat daya tubuh balita dari serangan penyakit. Pentingnya posyandu untuk mewujudkan anak Indonesia yang sehat dan cerdas sebagai penerus masadepan.
Usia dini, merupakan periode usia emas atau golden age. Itu merupakan usia yang baik untuk perkembangan anak. Pada usia itulah perlu berhati-hati dalam memasukan sesuatu hal, jangan sampai salah langkah dan justru menjadikan karakter anak yang negatif.
Orang tua diharapkan rajin untuk membawa putra-putrinya ke Posyandu untuk mengecek perkembangannya. Perkembangan anak itu tak saja dipicu dari pengetahuannya tapi juga bisa lewat perkembangan kesehatan anak.
 “Asupan gizi bagi anak juga sangat penting. Jika sampai kekurangan asupan gizi, akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan perkembangan anak. Ini jadi tanggungjawab orang tua untuk memenuhi asupan gizi tersebut. Kalau ada warga yang kurang mampu dan kesulitan memberikan makanan bergizi kepada anaknya, sebaiknya untuk melapor ke Posyandu,”
Manfaat pentingnya posyandu :
1. Pertumbahan anak balita terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi buruk.
2. Bayi dan anak balita mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.
3. Bayi memperoleh imunisasi lengkap.
4. Ibu hamil terpantau berat badannya dan memperoleh Tablet Tambah Darah serja imunisasi Tetanus Toxoid.
5. Ibu nifas memperoleh Kapsul Vitamin A dan Tablet Tambah Darah.
6. Stimulasi tumbuh kembang balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di posyandu, dan mendeteksi dini tumbuh kembang
7. Anak belajar bersosialisasi dengan sesame balita dan orang tua.
8. Memperoleh penyuluhan kesehatan tentang kesehatan ibu dan anak.
9. Apabila terdapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui akan dirujuk ke Puskesmas
10. Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak batita.
Banyak manfaat posyandu yang bisa diperoleh ibu dan balita. Semua fasilitas tersebut disediakan secara gratis. Sudah selayaknya masyarakat memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan oleh pemerintah tersebut. Walaupun gratis, pelayanan tersebut bukanlah sesuatu yang murah. Jika diuangkan, biaya untuk pembelian vaksin, vitamin, dan berbagai logistik posyandu tentulah sangat mahal. Hal ini dapat dibuktikan jika kita mengimunisasikan anak kita ke Lembaga Pelayanan Kesehatan Swasta, biaya 1 kali imunisasi bisa mencapai puluhan bahkan ratusan ribu rupiah.
Oleh karena itu, setiap keluarga diharapkan aktif memanfaatkan fasilitas di posyandu. Keluarga yang aktif ke posyandu adalah keluarga yang rutin membawa anaknya ke posyandu setiap bulan. Sesibuk apapun orang tua, perlu menyempatkan diri sebulan sekali ke posyandu. Jika orang tua tidak sempat ke posyandu, maka tidak ada salahnya memnta bantuan orang lain atau pengasuh untuk mengantar anak ke posyandu. Posyandu bukan hanya tempat untuk mendapatkan imunisasi saja, tetapi juga memantau pertumbuhan berat badan, deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta melakukan stimulasi tumbuh kembang balita melalui alat permainan edukatif yang tersedia di posyandu
Seiring dengan perkembangan zaman, ternyata peranan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) banyak terabaikan. Maklum, rata-rata masyarakat sekarang ini malas membawa balitanya untuk memeriksakan diri ke Posyandu terkait tumbuh kembangnya. Ini karena mereka menganggap keberadaan Posyandu tak lebih disediakan untuk si miskin. Kondisi ini diperparah dengan minimnya peran pemerintah yang kurang memperhatikan kondisi masyarakat.
Minimnya sosialisasi yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota terhadap Program Posyandu  kepada masyarakat, menjadikan langkah pertama untuk menjaga kesehatan balita ini menjadi kurang diminati. Padahal Posyandu  saat ini hampir ada di seluruh RW tetapi hingga saat ini tercatat hanya 50 persen orang tua saja  yang mau memeriksakan balitanya ke Posyandu, tentu saja kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan, karena akan menimbulkan dampak yang kurang baik bagi pertumbuh kembangan balita.
Minimnya fasilitas posyandu yang layak digunakan di daerah-daerah tertentu membuat warga akhirnya menempuh cara mudah dengan menimbang balita di bawah pohon mangga. Lantaran belum ada perhatian khusus pemerintah terutama dinas kesehatan setempat terhadap kelayakan fasilitas posyandu.
Minimnya ibu yang tahu arti pentingnya posyandu terhadap balita, ini mengakibatkan kesehatan balita mulai berkurang. Disinilah akan dibahas beberapa alasan yang sering dikemukakan ibu yang tidak datang ke posyandu antara lain :
1. Jumlah balita yang terdapat di dalam keluarga, mempengaruhi kunjungan ibu ke posyandu, dimana keluarga yang memiliki jumlah balita sedikit maka ibu akan lebih sering datang ke posyandu. Akan sangat sulit bagi ibu membawa beberapa anak sekaligus ke posyandu. Kalaupun ibu mau datang ke posyandu, biasanya yang dibawa adalah anak terkecil yang belum mendapat imunisasi lengkap. Kadangkala ibu sama sekali tidak datang ke Posyandu walaupun ada bayinya yang belum mendapat imunisasi, dengan alasan banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, anaknya yang rewel, rumah berantakan, dan sebagainya.
2. Tingkat pengetahuan keluarga, dimana keluarga yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan, tanda, dan gejala sehubungan dengan pertumbuhan anggota keluarganya, maka keluarga tersebut akan segera melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak yang lebih buruk lagi terhadap kondisi anggota keluarganya. Semakin terdidik keluarga maka semakin baik pengetahuan keluarga tentang kesehatan.
3. Faktor geografi, dimana letak dan kondisi geografis wilayah tersebut. Kondisi geografis diantaranya jarak dan kondisi jalan ke tempat pelayanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap keaktifan membawa balitanya ke posyandu.
4. Dukungan keluarga terdekat / suami Ibu atau pengasuh balita akan aktif ke posyandu jika ada dorongan dari keluarga terdekat. Dukungan keluarga rangat berperan dalam memelihara dan mempertahankan status gizi balita yang optimal. Keluarga merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamankan, keluarga memberikan perawatan kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga. Keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh para professional perawatan kesehatan.
5. Usia Ibu. Umur merupakan salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama. Umur mempunyai hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risk serta sifat resistensi. Perbedaan pengalaman terhadap masalah kesehatan/penyakit dan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut. Ibu-ibu muda (usia 18-24 tahun) yang masih awam tentang posyandu dan imunisasi (punya anak pertama) biasanya rajin datang ke posyandu karena masih penasaran akan kegiatan di posyandu. Akan tetapi ibu muda lainnya tampak enggan ke posyandu karena mereka lebih asik dengan kegiatannya sendiri atau ngobrol bersama teman-temannya. Seiring dengan bertambahnya usia, dan anaknya tumbuh dan berkembang, ibu akan mengetahui betapa pentingnya kesehatan anak. Sehingga ibu akan berupaya mengimunisasikan anaknya sampai lengkap
6. Pekerjaan ibu. Kerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacam-macam, berkembang, dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada sesuatu keadaan yang lebih memuaskan dari pada keadaan sebelumnya. Bagi pekerja wanita, mereka adalah ibu rumah tangga yang sulit lepas begitu saja dari lingkungan keluarga. Wanita mempunyai beban dan hambatan lebih berat dibandingkan rekan prianya. Dalam arti wanita harus lebih dulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal yang menyangkut urusan rumah tangganya, termasuk urusan imunisasi anaknya. Sebagai Ibu yang baik, sekalipun dia bekerja, dia harus tetap memperhatikan kesehatan anaknya, termasuk dalam menjamin pemberian imunisasi secara lengkap.
Untuk ibu-ibu dan masyarakat yang belum mengunjungi posyandu balita, mulai saat ini mari dengan kesadaran yang didasari keiklasan untuk menyegerakan ke posyandu pada jadwal yang telah ditentukan dimasing-masing RW.
Salah satu faktor yang juga terkait kurangnya pemanfaatan posyandu adalah masalah gizi balita. Permasalahan gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar, dan masalah kesehatan lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari melalui kegiatan posyandu, sehingga posyandu sebagai Layanan kesehatan yang sangat dekat pada masyarakat sangat berperan penting dalam deteksi dini masalah gizi. Deteksi dini balita gizi buruk adalah kegiatan penentuan status gizi balita melalui KMS (yaitu dari berat badan menurut umur) dan tanda-tanda klinis pada balita yang dilakukan oleh orang tua. Dengan melakukan penimbangan setiap bulan di posyandu maka status gizi dan jalur pertumbuhan anak dapat selalu terpantau, sehingga bila ditemukan kelainan dalam grafik pertumbuhan akan segera terdetesi dan akan mudah untuk melakukan perbaikan status gizi anak. Deteksi dini ini juga perlu diimbangi dengan penyuluhan serta pemberian makanan tambahan.
Mengatasi gizi buruk yang terjadi pada anak balita merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk menanggulanginya. Karena itu, keberadaan posyandu pun dirasa penting bagi tumbuh kembang anak. Manfaat posyandu penting untuk mendukung perbaikan gizi dan kesehatan keluarga, serta mendukung pelayanan KB dan mendukung peranekaragaman pangan. Selain itu, sistem monitoring posyandu dapat menemukan kasus-kasus gizi kurang pada balita.
Posyandu sesungguhnya memiliki banyak manfaat, namun karena kurangnya penyuluhan kesehatan berkaitan dengan hal tersebut, maka minat warga terhadap Posyandu menjadi berkurang. Tujuan dari penyuluhan kesehatan kali ini adalah agar masyarakat mengetahui apa saja manfaat yang didapat dari Posyandu, sehingga dapat menumbuhkan rasa ketertarikan untuk datang secara rutin ke Posyandu. Dengan masyarakat rutin datang ke Posyandu, tingkat kesehatan akan meningkat dan risiko kematian ibu dan anak akan semakin berkurang.