Dalam
rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukan di
segala bidang. Pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti yang penting
dalam kehidupan nasional, khususnya didalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebut erat kaitannya dengan pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.
Hal
ini merupakan suatu upaya yang besar sehingga tidak dapat dilaksanakan hanya
oleh pemerintah melainkan perlu peran serta masyarakat. Untuk mempercepat angka
penurunan tersebut diperlukan keaktifan peran serta masyarakat dalam mengelola
dan memanfaatkan Posyandu karena Posyandu adalah milik masyarakat, dilaksanakan
oleh masyarakat dan ditujukan untuk kepentingan umum. Dimana kegiatan tersebut
dilaksanakan oleh kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan
pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar. Untuk mewujudkan
tujuan posyandu tersebut maka perlu dibarengi dengan mutu pelayanan kesehatan
yang berkualitas oleh kader posyandu. Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan
kader diantaranya pengetahuan kader tentang posyandu, pengetahuan kader tentang
posyandu akan berpengaruh terhadap kemauan dan perilaku kader untuk
mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan mempengaruhi terlaksananya
program kerja posyandu. Perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng
dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
Selain
pengetahuan kader tentang posyandu, keaktifan kader juga dipengaruhi oleh
motivasi baik dari dalam diri kader sendiri ataupun dari pihak luar seperti
dukungan yang positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh
masyarakat setempat, maupun dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang
memadai (mengirimkan kader kepelatihan-pelatihan kesehatan, pemberian buku
panduan, mengikuti seminar-seminar kesehatan), penghargaan, kepercayaan yang
diterima kader dalam memberikan pelayanan kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya
seorang kader posyandu. Penghargaan bagi kader dengan mengikuti seminar-seminar
kesehatan dan pelatihan serta pemberian modul-modul panduan kegiatan pelayanan
kesehatan. Dengan kegiatan tersebut diharapkan kader mampu dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan aktif datang disetiap kegiatan posyandu.
Kader
posyandu bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan
yang ditunjuk oleh pusat pelayanan kesehatan. Diharapkan mereka dapat
melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan
kerjasama dari sebuah tim kesehatan.
Tugas
kegiatan kader akan ditentukan, mengingat bahwa pada umumnya kader bukanlah
tenaga profesional melainkan hanya membantu dalam pelayanan kesehatan. Dalam
hal ini perlu adanya pembatasan tugas yang diemban, baik menyangkut jumlah
maupun jenis pelayanan. Kader posyandu seyogyanya membantu pemerintah daerah
setempat dan masyarakat setempat untuk mengambil inisiatif dan harus
memperlihatkan adanya kemauan untuk setiap kegiatan yang berkaitan dengan upaya
membangun masyarakat. Seyogyanya para kader kesehatan posyandu itu selalu
mempertimbangkan tentang apa yang dapat diselesaikan di wilayah tersebut dengan
menggunakan sumber daya lokal milik masyarakat setempat, dan tentu saja dalam
batas biaya yang masih dapat dicapai oleh masyarakat setempat pula.
Posyandu merupakan satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggaran
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar. Posyandu yang secara khusus ditujukan bagi ibu hamil, ibu menyusui, bayi
dan balita, serta pasangan usia subur, memiliki lima pelayanan dasar yang
sangat pokok. Kesemuanya itu memiliki manfaat masing-masing yang akan membawa
dampak positif bagi masyarakat.
Program posyandu (pos pelayanan
terpadu) balita merupakan hal yang penting dan tidak boleh disepelekan terutama
oleh Ibu-ibu untuk mengetahui dan selalu mengontrol tumbuh kembangnya anak
balita. karena masa kembang balita merupakan faktor penting untuk perkembangan
baik fisik, kesehatan dan kecerdasan anak.
Posyandu merupakan ujung tombak yang
memantau dan mengotrol pekembangan anak, untuk mengetahui kesehatan anak, jika
anak yang sehat semakin bertambah umurnya maka berat badannya pun akan terus
mengalami kenaikan. Jika berat badan anak tidak terjadi perkembangan maka
terjadi sesuatu yang harus segera ditangani untuk mencegah terjadinya gizi
buruk pada balita.
Disinilah salah satu peran posyandu
yaitu akan selalu mengontrol perkembangan balita baik dari gizinya sehingga
untuk mengurangi kasus gizi buruk yang ada di Indonesia. Adanya pemberikan
imunisasi untuk mencegah dan memperkuat daya tubuh balita dari serangan
penyakit. Pentingnya posyandu untuk mewujudkan anak Indonesia yang sehat dan
cerdas sebagai penerus masadepan.
Usia
dini, merupakan periode usia emas atau golden age. Itu merupakan usia yang baik
untuk perkembangan anak. Pada usia itulah perlu berhati-hati dalam memasukan
sesuatu hal, jangan sampai salah langkah dan justru menjadikan karakter anak
yang negatif.
Orang
tua diharapkan rajin untuk membawa putra-putrinya ke Posyandu untuk mengecek
perkembangannya. Perkembangan anak itu tak saja dipicu dari pengetahuannya tapi
juga bisa lewat perkembangan kesehatan anak.
“Asupan gizi bagi anak juga sangat penting.
Jika sampai kekurangan asupan gizi, akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan
dan perkembangan anak. Ini jadi tanggungjawab orang tua untuk memenuhi asupan
gizi tersebut. Kalau ada warga yang kurang mampu dan kesulitan memberikan
makanan bergizi kepada anaknya, sebaiknya untuk melapor ke Posyandu,”
Manfaat
pentingnya posyandu :
1. Pertumbahan anak balita
terpantau sehingga tidak menderita gizi kurang/gizi buruk.
2. Bayi dan anak balita
mendapat Kapsul Vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.
3. Bayi memperoleh imunisasi
lengkap.
4. Ibu hamil terpantau berat
badannya dan memperoleh Tablet Tambah Darah serja imunisasi Tetanus Toxoid.
5. Ibu nifas memperoleh Kapsul
Vitamin A dan Tablet Tambah Darah.
6. Stimulasi tumbuh kembang
balita dengan fasilitas alat permainan edukatif di posyandu, dan mendeteksi
dini tumbuh kembang
7. Anak belajar bersosialisasi
dengan sesame balita dan orang tua.
8. Memperoleh penyuluhan
kesehatan tentang kesehatan ibu dan anak.
9. Apabila terdapat kelainan
pada anak balita, ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui akan dirujuk ke
Puskesmas
10. Dapat berbagi pengetahuan
dan pengalaman tentang kesehatan ibu dan anak batita.
Banyak manfaat posyandu yang bisa
diperoleh ibu dan balita. Semua fasilitas tersebut disediakan secara gratis.
Sudah selayaknya masyarakat memanfaatkan berbagai fasilitas yang disediakan
oleh pemerintah tersebut. Walaupun gratis, pelayanan tersebut bukanlah sesuatu
yang murah. Jika diuangkan, biaya untuk pembelian vaksin, vitamin, dan berbagai
logistik posyandu tentulah sangat mahal. Hal ini dapat dibuktikan jika kita
mengimunisasikan anak kita ke Lembaga Pelayanan Kesehatan Swasta, biaya 1 kali
imunisasi bisa mencapai puluhan bahkan ratusan ribu rupiah.
Oleh karena itu, setiap keluarga
diharapkan aktif memanfaatkan fasilitas di posyandu. Keluarga yang aktif ke
posyandu adalah keluarga yang rutin membawa anaknya ke posyandu setiap bulan.
Sesibuk apapun orang tua, perlu menyempatkan diri sebulan sekali ke posyandu.
Jika orang tua tidak sempat ke posyandu, maka tidak ada salahnya memnta bantuan
orang lain atau pengasuh untuk mengantar anak ke posyandu. Posyandu bukan hanya
tempat untuk mendapatkan imunisasi saja, tetapi juga memantau pertumbuhan berat
badan, deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak, serta
melakukan stimulasi tumbuh kembang balita melalui alat permainan edukatif yang
tersedia di posyandu
Seiring
dengan perkembangan zaman, ternyata peranan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
banyak terabaikan. Maklum, rata-rata masyarakat sekarang ini malas membawa
balitanya untuk memeriksakan diri ke Posyandu terkait tumbuh kembangnya. Ini
karena mereka menganggap keberadaan Posyandu tak lebih disediakan untuk si
miskin. Kondisi ini diperparah dengan minimnya peran pemerintah yang kurang
memperhatikan kondisi masyarakat.
Minimnya
sosialisasi yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota terhadap Program
Posyandu kepada masyarakat, menjadikan langkah pertama untuk menjaga
kesehatan balita ini menjadi kurang diminati. Padahal Posyandu saat ini
hampir ada di seluruh RW tetapi hingga saat ini tercatat hanya 50 persen orang
tua saja yang mau memeriksakan balitanya
ke Posyandu, tentu saja kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan, karena akan
menimbulkan dampak yang kurang baik bagi pertumbuh kembangan balita.
Minimnya
fasilitas posyandu yang layak digunakan di daerah-daerah tertentu membuat warga
akhirnya menempuh cara mudah dengan menimbang balita di bawah pohon mangga.
Lantaran belum ada perhatian khusus pemerintah terutama dinas kesehatan
setempat terhadap kelayakan fasilitas posyandu.
Minimnya
ibu yang tahu arti pentingnya posyandu terhadap balita, ini mengakibatkan
kesehatan balita mulai berkurang. Disinilah akan dibahas beberapa alasan yang sering
dikemukakan ibu yang tidak datang ke posyandu antara lain :
1. Jumlah balita yang terdapat
di dalam keluarga, mempengaruhi kunjungan ibu ke posyandu, dimana keluarga yang
memiliki jumlah balita sedikit maka ibu akan lebih sering datang ke posyandu.
Akan sangat sulit bagi ibu membawa beberapa anak sekaligus ke posyandu.
Kalaupun ibu mau datang ke posyandu, biasanya yang dibawa adalah anak terkecil
yang belum mendapat imunisasi lengkap. Kadangkala ibu sama sekali tidak datang
ke Posyandu walaupun ada bayinya yang belum mendapat imunisasi, dengan alasan
banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, anaknya yang rewel, rumah berantakan,
dan sebagainya.
2. Tingkat pengetahuan
keluarga, dimana keluarga yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan, tanda,
dan gejala sehubungan dengan pertumbuhan anggota keluarganya, maka keluarga
tersebut akan segera melakukan tindakan untuk meminimalkan dampak yang lebih
buruk lagi terhadap kondisi anggota keluarganya. Semakin terdidik keluarga maka
semakin baik pengetahuan keluarga tentang kesehatan.
3. Faktor geografi, dimana
letak dan kondisi geografis wilayah tersebut. Kondisi geografis diantaranya
jarak dan kondisi jalan ke tempat pelayanan kesehatan sangat berpengaruh
terhadap keaktifan membawa balitanya ke posyandu.
4. Dukungan keluarga terdekat /
suami। Ibu atau pengasuh balita akan aktif
ke posyandu jika ada dorongan dari keluarga terdekat. Dukungan keluarga rangat
berperan dalam memelihara dan mempertahankan status gizi balita yang optimal.
Keluarga merupakan sistem dasar dimana perilaku sehat dan perawatan kesehatan
diatur, dilaksanakan, dan diamankan, keluarga memberikan perawatan kesehatan
yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat anggota keluarga.
Keluarga mempunyai tanggung jawab utama untuk memulai dan mengkoordinasikan
pelayanan yang diberikan oleh para professional perawatan kesehatan.
5. Usia Ibu. Umur merupakan
salah satu sifat karakteristik tentang orang yang sangat utama. Umur mempunyai
hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risk serta sifat resistensi.
Perbedaan pengalaman terhadap masalah kesehatan/penyakit dan pengambilan
keputusan dipengaruhi oleh umur individu tersebut. Ibu-ibu muda (usia
18-24 tahun) yang masih awam tentang posyandu dan imunisasi (punya anak
pertama) biasanya rajin datang ke posyandu karena masih penasaran akan kegiatan
di posyandu. Akan tetapi ibu muda lainnya tampak enggan ke posyandu karena
mereka lebih asik dengan kegiatannya sendiri atau ngobrol bersama
teman-temannya. Seiring dengan bertambahnya usia, dan anaknya tumbuh dan
berkembang, ibu akan mengetahui betapa pentingnya kesehatan anak. Sehingga ibu
akan berupaya mengimunisasikan anaknya sampai lengkap
6. Pekerjaan ibu. Kerja merupakan
sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa bermacam-macam,
berkembang, dan berubah, bahkan seringkali tidak disadari oleh pelakunya.
Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya, dan orang berharap
bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada sesuatu keadaan
yang lebih memuaskan dari pada keadaan sebelumnya. Bagi pekerja wanita, mereka
adalah ibu rumah tangga yang sulit lepas begitu saja dari lingkungan keluarga.
Wanita mempunyai beban dan hambatan lebih berat dibandingkan rekan prianya.
Dalam arti wanita harus lebih dulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal
yang menyangkut urusan rumah tangganya, termasuk urusan imunisasi
anaknya. Sebagai Ibu yang baik, sekalipun dia bekerja, dia harus tetap
memperhatikan kesehatan anaknya, termasuk dalam menjamin pemberian imunisasi
secara lengkap.
Untuk ibu-ibu dan masyarakat yang belum mengunjungi posyandu balita, mulai saat ini mari dengan kesadaran yang didasari keiklasan untuk menyegerakan ke posyandu pada jadwal yang telah ditentukan dimasing-masing RW.
Untuk ibu-ibu dan masyarakat yang belum mengunjungi posyandu balita, mulai saat ini mari dengan kesadaran yang didasari keiklasan untuk menyegerakan ke posyandu pada jadwal yang telah ditentukan dimasing-masing RW.
Salah satu faktor yang juga terkait
kurangnya pemanfaatan posyandu adalah masalah gizi balita. Permasalahan
gizi buruk anak balita, kekurangan gizi, busung lapar, dan masalah kesehatan
lainnya menyangkut kesehatan ibu dan anak akan mudah dihindari melalui kegiatan
posyandu, sehingga posyandu sebagai Layanan kesehatan yang sangat dekat pada
masyarakat sangat berperan penting dalam deteksi dini masalah gizi. Deteksi
dini balita gizi buruk adalah kegiatan penentuan status gizi balita melalui KMS
(yaitu dari berat badan menurut umur) dan tanda-tanda klinis pada balita yang
dilakukan oleh orang tua. Dengan melakukan penimbangan setiap bulan di posyandu
maka status gizi dan jalur pertumbuhan anak dapat selalu terpantau, sehingga
bila ditemukan kelainan dalam grafik pertumbuhan akan segera terdetesi dan akan
mudah untuk melakukan perbaikan status gizi anak. Deteksi dini ini juga perlu
diimbangi dengan penyuluhan serta pemberian makanan tambahan.
Mengatasi gizi
buruk yang terjadi pada anak balita merupakan pekerjaan rumah bagi pemerintah
untuk menanggulanginya. Karena itu, keberadaan posyandu pun dirasa penting bagi
tumbuh kembang anak. Manfaat posyandu penting untuk mendukung perbaikan gizi
dan kesehatan keluarga, serta mendukung pelayanan KB dan mendukung
peranekaragaman pangan. Selain itu, sistem monitoring posyandu dapat menemukan
kasus-kasus gizi kurang pada balita.
Posyandu sesungguhnya memiliki
banyak manfaat, namun karena kurangnya penyuluhan kesehatan berkaitan dengan
hal tersebut, maka minat warga terhadap Posyandu menjadi berkurang. Tujuan dari
penyuluhan kesehatan kali ini adalah agar masyarakat mengetahui apa saja manfaat
yang didapat dari Posyandu, sehingga dapat menumbuhkan rasa ketertarikan untuk
datang secara rutin ke Posyandu. Dengan masyarakat rutin datang ke Posyandu,
tingkat kesehatan akan meningkat dan risiko kematian ibu dan anak akan semakin
berkurang.
0 komentar:
Posting Komentar